Jumat, 06 Maret 2020


ICE BREAKING...., PEMECAH KEJENUHAN BELAJAR, PEMACU GEMILANGNYA PRESTASI BELAJAR


Peningkatan mutu pendidikan berkaitan langsung dengan siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Kualitas pendidikan yang baik tentunya berkorelasi dengan pencapaian prestasi belajar. Prestasi belajar siswa dapat dicapai karena beberapa faktor, diantaranya keaktifan siswa terhadap materi pelajaran, motivasi dan semangat belajar, lingkungan sekolah, guru, strategi belaja dan fasilitas belajar yang digunakan.

Siswa belajar di sekolah hampir 10 jam dalam tiap harinya (terutama bagi sekolah full day), bisa dibayangkan jika penyajian materi dan model belajar kita monoton, siswa pasti merasa jenuh dan bosan. Tentunya hal tersebut berimplikasi pada pencapaian prestasi belajar siswa. Banyak kiat yang bisa dilakukan guru sebagai pengajar di kelas, menghidupkan suasana belajar siswa, menumbuhkan semangat belajar siswa. Semua guru tentunya pernah mengalami situasi belajar yang beku dan membosankan. Apalagi kondisi seperti saat ini, musim hujan, ketika sedang asyik mengajar tiba-tiba hujan turun dengan deras, memecah konsentrasi belajar siswa. Guru harus berupaya mencari solusi agar siswa dapat terus dapat belajar dalam kondisi apapun. Dalam situasi lain terjadi ketika belajar pada jam pelajaran terakhir. Banyak siswa mengalami kejenuhan, konsentrasi belajar menurun, lelah, dan mulai bosan. Dalam situasi belajar seperti itu guru dituntut mampu mengendalikan kelas belajar, namun tidak sedikit juga guru yang kebingungan menghadapi masalah seperti ini. Di antara mereka ada yang tetap saja menyampaikan materinya meskipun kondisi belajar siswa sudah tidak kondusif. Bahkan, ada guru yang memaksa siswa agar diam dan mengikuti pelajaran dengan tertib. Hal tersebut sangatlah tidak efektif, memaksakan siswa harus memahami materi sementara memori mereka sudah mulai melemah. Bukan materi yang masuk kedalam memori mereka, bahkan paksaan guru pada kondisi seperti ini dapat merusak mental siswa dalam belajar dan akan membuat mereka justru membenci pelajaran. Nah, dalam kondisi seperti inilah diperlukan adanya teknik pemecah suasana kebosanan, salah satunya dengan Ice Breaking. 

Ice breaking merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk melatih konsentrasi, memberikan rasa nyaman serta mengurangi kejenuhan pada siswa. Ice breaking juga dibutuhkan agar para siswa dapat mengenal satu dengan yang lain dimana kegiatan ini akan mencairkan suasana yang kaku. Ice breaking juga dapat menjadi jembatan pengalih yang dapat mengalihkan situasi yang menjenuhkan serta membosankan, menjadi kondisi yang santai, bersemangat kembali dan tidak membuat mengantuk. Ice breaking biasanya digunakan dengan menyelipkan game atau permainan, tebak-tebakan, di tengah pembelajaran. Kegiatan Ice breaking ini dapat dilakukan 5-10 menit saja. Jangan diberikan terlalu lama, karena nantinya justru akan membuat siswa menjadi malas atau enggan menerima pelajaran kembali.

Pada kondisi siswa yang relaks dan terus bahagia selama pembelajaran, pada kondisi belajar yang menyenangkan, guru yang menyenangkan, tentunya akan menumbuhkan kecintaan belajar siswa terhadap suatu materi pembelajaran. Berawal dari kecintaan siswa terhadap suatu materi pembelajaran, akan menumbuhkan motivasi dan semangat belajar siswa terhadap materi terkait. Siswa akan selalu menantikan materi pembelajaran yang membuat mereka bahagia belajar, siswa pun akan selalu menantikan gurunya, tidak lagi siswa enggan belajar. Hal tersebut tentunya akan berkorelasi positif dengan peningkatan prestasi belajar siswa.